Sabtu, 05 Maret 2016

Perekonomian Indonesia Dewasa Ini

Perekonomian Indonesia Dewasa Ini

Kini dibawah pemerintahan Jokowi, Indonesia telah memasuki era baru dalam segala aspek terutama aspek perekonomian. Bersama-sama dengan Jusuf Kalla, Jokowi bertekad untuk membangun Iandonesia dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang sedang terpuruk.

Jokowi membuat beberapa kebijakan ekonomi, diantaranya seperti pencabutan subsidi BBM, peningkatan investasi dari investor asing di Indonesia. Kebijakan lain terkait ekonomi adalah dengan membebaskan visa bagi empat negara, yaitu Rusia, Korea, Cina, dan Jepang. Hal ini dilakukan agar mengundang banyak wisatawan sehingga menaikkan nilai tukar rupiah.

Selain itu, pemerintah juga memotong pajak untuk usaha yang berfokus pada ekspor dan meningkatkan pajak untuk import barang mewah. Dan yang terakhir adalah penggunakan Biofuel untuk menekan impor bahan bakar dari negara lain. Semua kebijakan Jokowi tersebut demi meningkatkan ekonomi Indonesia dan memperbaiki kesejahteraan Indonesia.

Namun, Bagaimana kah keadaan perekonomian Indonesia saat ini?

Keadaan perekonomian pada tahun  2016 ini, terutama nilai tukar rupiah mampu menguat tajam di awal Februari 2016 ini hingga menyentuh level 13.600 per dolar AS. Pendorong penguatan rupiah karena performanya yang cukup atraktif jika dibandingkan dengan mata uang lainnya. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya berdasarkan data dari Bank Indonesia (BI), pada tanggal 14 Maret 2015, Rupiah ditutup di posisi Rp13,191 per US Dollar, dan ini adalah posisi terendah bagi mata uang Rupiah terhadap US Dollar sejak krisis moneter tahun 1998.

Penguatan rupiah terjadi karena adanya spekulasi masuknya dana-dana asing di tengah adanya pelonggaran moneter oleh beberapa bank sentral terbesar di dunia.
Penguatan rupiah memang seiring dengan penguatan mata uang Asia lainnya. Namun rupiah mampu menguat cukup tajam. Pendorongnya adanya pernyataan dari bank sentral Jepang yang akan menjalankan kebijakan pelonggaran moneter menyusul yang dilakukan oleh bank sentral Eropa.

Selain itu, penguatan rupiah tersebut karena pemerintah dan Bank Indonesia mampu menjaga stabilitas ekonomi dengan baik. Inflasi sesuai dengan target yang ditentukan.Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menolak tekanan banyak pihak untuk menurunkan suku bunga acuan pada tahun lalu dan lebih memilih menunggu realisasi angka inflasi dan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (The Fed).Analis Aberdeen Asset Management Plc, London, Inggris, Edwin Gutierrez, menjelaskan arus modal kembali masuk ke Indonesia dengan terjaganya angka inflasi yang membuat rupiah terus mengalami penguatan.

Dengan , membaiknya perekonomian Indonesia juga mendorong persepsi pasar untuk tetap menaruh dananya di aset-aset keuangan di Indonesia.
"Pelaku pasar telah melihat bahwa kinerja ekonomi Indonesia sudah lebih baik secara fundamental," jelas ekonom Barclays Plc Singapura Wai Ho Leong.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta memperkirakan, dalam jangka menengah penguatan rupiah lebih terbuka dengan catatan harga minyak tidak turun lebih dalam.

Di Januari kemarin memang rupiah cukup tertekan karena pelemahan harga minyak yang berpengaruh kepada harga komoditas. Dengan pelemahan harga komoditas tersebut membuat neraca perdagangan Indonesia terganggu.

Pemerintah juga, membuka lebar-lebar peluang investasi di sejumlah sektor bagi investor asing. Hal itu tertuang dalam paket kebijakan ekonomi Jilid X yang fokus merevisi daftar negatif investasi (DNI) pada pekan lalu.
Pemerintah mengizinkan investor asing untuk berinvestasi dan memiliki 100 persen porsi di 35 bidang usaha. Atas dasar itu juga rupiah menguat.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nurhaida mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah ini akan memberikan dampak yang baik terhadap investasi. Diharapkan tren positif ini terus berlanjut.
‪"Kalau nilai tukar kita membaik, tentu nanti iklim investasi akan membaik. Akan tetapi, tentu kita akan lihat secara detil, investasi di bidang apa dan lain-lain," ujar dia di Jakarta.
Meskipun demikian, dia menilai pemerintah tetap harus waspada. Itu karena fluktuasi mata uang Indonesia tersebut masih dipengaruhi perekonomian global.

Ekonom menilai rupiah bisa saja kembali berfluktuasi kapan saja. Kondisi penguatan rupiah disebabkan karena derasnya aliran modal yang masuk ke Indonesia, bukan dalam bentuk Foreign Direct Investment (FDI) melainkan uang panas alias hot money.

Pengamat Valas, Farial Anwar mengungkapkan, uang panas yang masuk ke Indonesia memburu portofolio investasi di saham, surat utang, dan lainnya di pasar modal sehingga mengangkat kurs rupiah secara signifikan. Hot money ini, sambungnya, bebas keluar masuk tanpa ada aturan jelas.

Saat ini, katanya, pemerintah belum dapat mengandalkan aliran investasi riil dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) lantaran pertumbuhan industri sedang melambat karena guncangan dari suku bunga tinggi.
"Siapa yang mau investasi? Industri lagi lemah begini. Yang ada faktanya PHK semua, karena kurs Rupiah dan tingkat bunga tinggi," tegas Farial.

Karena penguatan kurs rupiah akibat hot money, Farial mengingatkan agar pemerintah maupun BI harus siap dengan tren pembalikan arah suatu saat nanti. Pasalnya, diakuinya, Rupiah bukanlah mata uang yang stabil karena mudah goyah ketika ada guncangan dari eksternal maupun internal.





Daftar Pustaka

Arifin, Arik. Analisis Ekonomi Politik Pemerintahan Jokowi. Diakses pada tanggal 5 Maret 2016. www.scribd.com/doc/288311142/Analisis-Ekonomi-Politik-Pemerintahan-Jokowi#scribd.  

 Suhendra, Zulfi. Pemerintah Rilis Kebijakan Rupiah Kian Membaik. Diakses pada tanggal 5 Maret 2016. www.bisnis.liputan6.com/read/2437947/pemerintah-rilis-kebijakan-rupiah-kian-membaik.


Gideon, Arthur. Rupiah Terus Menguat ke 13.388 Per Dolar AS. Diakses pada tanggal 5 Maret 2016. www.bisnis.liputan6.com/read/2447698/rupiah-terus-menguat-ke-13388-per-dolar-as.